: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Hidai | Hiddai | Hidup | Hidup Kekal | Hidup Rohani | HIDUP, KEHIDUPAN | Hiel | Hierapolis | Higayon | Higgaion | Hikmat Allah
Daftar Isi
BROWNING: HIDUP, KEHIDUPAN
ENSIKLOPEDIA: HIDUP, KEHIDUPAN

HIDUP, KEHIDUPAN

HIDUP, KEHIDUPAN [browning]

Dalam PL hidup biasanya menunjuk pada keadaan hidup di dunia sekarang ini, yang diakhiri dengan *mati. Tetapi, hidup ini adalah pemberian Allah (Ul. 30:19). Dalam PB kata hidup sering menunjuk pada hidup *kekal (Rm. 6:13), terutama dalam Injil Yohanes (mis. Yoh. 6:48).

HIDUP, KEHIDUPAN [ensiklopedia]

I. Dalam PL

a. Beberapa istilah dan pengertian

1. Gagasan tentang aktivitas gamblang terkandung dalam istilah 'kehidupan' (khayyim). Hidup adalah 'yg bergerak' (Kej 7:21 dab; Mzm 69:35; bnd Kis 17:28), berlawanan dengan keadaan ketiadaan gerak, bagaikan tidur dan kaku (bnd Rm 7:8; Yak 2:17, 20). Air yg mengalir adalah 'air hidup' (Kej 26:19). Gerakan-gerakan yg cepat ketika` melahirkan, menunjukkan daya hidup yg dimiliki seorang ibu (Kel 1:19). Bentuk jamak kata ini yg sering dipakai (dlm bh Ibrani) menekankan betapa kuatnya konsep ini. Hidup dihubungkan dengan terang, kegembiraan, kepenuhan, tatanan dan keberadaan yg giat (Mzm 27:1; Ayb 33:25 dab; Ams 3:16; Kej 1) dan dipertentangkan dengan kegelapan, dukacita, kekosongan, kekacauan dan kesunyian, yg adalah ciri khas dari kematian dan makhluk yg tanpa jiwa (Pkh 11:8; Mzm 115:17).

2. Jiwa (nefesy) sebagai 'keberadaan' atau 'diri' adalah umum pada manusia dan hewan, yg hidup dan kemudian mati (Im 21:11; Ayb 12:10; Why 8:9; 16:3). Tapi keadaannya yg penuh arti adalah 'jiwa yg hidup' (nefesy khayya, Kej 2:7), justru dapat berarti 'kehidupan'. Mati berarti menghembuskan jiwa keluar, dan hidup lagi berarti memperoleh jiwa itu kembali (Yer 15:9; 1 Raj 17:21; bnd Kis 20:10); atau jika terkandung dalam darah, maka pada waktu kematian jiwa 'tertumpah keluar' (Im 17:11; Rat 1:12; Yes 53:12). Kendati dikatakan jiwa dapat terus hidup dalam darah yg tertumpah (Why 6:9; Kej 4:10), atau ikut hidup dalam nama seseorang atau keturunannya, namun 'kehidupan' dan 'diri' begitu padu dan sejajar sehingga hilangnya suatu hidup jelas berarti hilang suatu diri (Pedersen, Israel, 1, 1926, hlm 151 dst; Ayb 2:4; Yeh 18).

3. Hidup diberikan kepada manusia sebagai suatu kesatuan psikosomatis; di dalamnya 'perbedaan antara kehidupan jasmani, intelektual dan rohani sebenarnya tidak ada' (von Allmen, hlm 231 dst). PL menggambarkan manusia sebagai 'tubuh yg diberi jiwa untuk hidup' (Robinson, hlm 27). Karena itu jiwa dapat disejajarkan dengan daging (Mzm 63:2; bnd Mat 6:24; Kis 2:3 1), kehidupan (Ayb 33:28), atau roh (Mzm 77:3 dst; bnd Luk 1:46 dst), dan semua istilah ini dipandang 'diri' atau 'aku'. Yg hidup adalah 'aku' -- justru aku jugalah yg mati (bnd Kej 7:21; Yeh 18:4).

b. Kehidupan dalam bayangan kematian

1. Apa yg akan diberikan manusia bagi hidupnya (Ayb 2:4; bnd Mrk 8:37)? Manusia bukan hanya merupakan makhluk yg utuh, tapi juga diancam kematian -- makhluk yg akan mati (Ayb 4:17), dilarang mendekati pohon kehidupan (Kej 3:24), hidup bagaikan rumput yg terpotong, atau embun pagi (Ayb 7:9; Mzm 39:5 dab; 90:5 dab; bnd 1 Ptr 1:24). Kematian senantiasa bekerja di tengah-tengah kehidupan, karena itu kehidupan adalah perjuangan melawan kuasa kematian -- perjuangan yg enteng beratnya sesuai bobot misi hidup itu sendiri.

Pembebasan dari kesakitan, musuh atau dukacita adalah pembebasan dari kematian. Padahal orang yg sakit atau menghadapi kesusahan adalah bagaikan berada dalam alam kematian (Bil 21:8 dab; Mzm 30:2 dab; bnd Mzm 86:13; 71:20). Tapi itu tidak berarti bahwa semua hal itu sama dengan kematian, melainkan apa pun yg mengancam 'hidup' dipandang adalah serangan maut atas jiwa. Jadi Adam dan Hawa 'mati' ketika mereka tidak taat (Kej 2:17); Abimelekh 'harus mati' karena ketidaksenangan Allah (Kej 20:3); dan Yunus (Yun 2:2) dalam perut ikan berarti Yunus di alam maut. Seseorang yg sedang terancam kematian, dapat dinalar dari sudut pandang tersebut (Luk 9:60).

2. Demikian juga umur panjang sebagai pemberian dari Hikmat, atau Allah (Ams 3:16; Ul 5:16), mengandung gagasan tentang hidup yg baik. 'Aku menghadapkan kamu ... kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan' (Ul 30:15). 'Hidup raja!' (1 Sam 10:24) tidak semata-mata berarti panjang umur, tapi juga suatu pemerintahan penuh damai sejahtera, kemakmuran dan kemenangan. Kematian seorang benar dalam usia lanjut, atau usia yg panjang dan dengan keturunan yg diberkati Allah melanjutkan nama seseorang (Kej 25:8; Bil 23:10) adalah karunia ilahi.

3. Meskipun demikian, kehidupan kini adalah kehidupan yg menuju kematian. 'Siapakah orang yg hidup ... yg dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati?' (Mzm 89:49). Manusia dibentuk dari tanah; napasnya kembali kepada Allah, ia mati dan kembali menjadi debu (Kej 3:19; Ayb 10:9; Mzm 144:4; Pkh 12:7). Seseorang dapat 'hidup' terus dalam nama atau keturunannya (Mzm 72:17; Yes 66:22) dan hal ini dapat benar-benar dipandang sebagai keikutsertaan perpanjangan nyawa seseorang (Pederson, hlm 254 dst). Tapi hidup perseorangan berakhir dan keberadaan seseorang tidak lagi bagian 'dari dunia kehidupan' (bnd Mzm 52:7; Yer 11:19). Hidup berarti bicara tentang hidupku; dalam kematian rencana seseorang sirna, ia kembali menjadi tanah, berkumpul dengan dan beristirahat bersama nenek moyangnya (Kej 25:8; 37:35; Ul 31:16). Akhir kehidupan manusia 'seperti air yg tercurah ke bumi, yg tidak terkumpulkan' (2 Sam 14:14).

4. Mati tidak semata-mata peristiwa yg terjadi pada saat kematian tiba. Kematian adalah keadaan, yaitu dunia orang mati. Dunia orang mati terletak 'dalam debu' (Ayb 17:13 dab) dan barangkali secara umum terbaik dipahami sebagai 'kuburan'. Dunia orang mati sebagai nama lain dari 'maut' adalah perhentian akhir yg sama bagi semua makhluk hidup: manusia dan binatang, orang benar dan orang jahat, orang bijak dan orang bodoh (Ayb 3:13 dab; Mzm 49; Pkh 2:14; 3:19). Demikianlah keadaan tidur, istirahat, gelap, sunyi, tanpa pikiran atau kenangan (Ayb 3:16 dab; 17:13 dab; Mzm 6:6; Pkh 9:5, 10), di mana orang tidak memuji Allah dan tak akan kembali dari sana (2 Sam 12:23; Ayb 7:9; Mzm 30:10; Yes 38:18). Dunia orang mati seperti raksasa yg tak pernah kenyang, kecuali dalam keadaan paling kritis (sangat menakutkan) (Hab 2:5; bnd 2 Sam 22:5 dab).

Dunia orang mati beberapa kali digambarkan sebagai kuburan yg besar, di tengah-tengahnya gentayangan ulat-ulat, dan di situlah roh yg mati tinggal sebagai hantu -- menjalani lanjutan tahap kehidupan di 'dunia seberang' (Yeh 31-32; Yes 14:4 dab) dan dari sana arwah seseorang dapat dipanggil (1 Sam 28:8 dab). Kalau kedua bagian Alkitab yg pertama tadi adalah perlambang puitis, maka petenung di Endor mencerminkan praktik yg umum -- meskipun terlarang. Pandangan umum PL yg dengan tajam mempertentangkan kematian dan kehidupan tidak diwakili oleh peristiwa ini.

Meskipun bukanlah tanpa wujud menurut pengertian yg lazim, dunia orang mati adalah akhir dari kehidupan yg penuh anti dan 'seolah pemusnahan' (Johnson, hlm 93). 'lorong-lorong keagungan hanya menuntun ke Bang kubur', dan akhir kehidupan manusia ini mengingatkan kepada ratapan Pengkhotbah, 'Kesia-siaan di atas segala kesia-siaan, segala sesuatu adalah sia-sia' (Pkh 12:8; Mzm 89:48). Tentang unggulnya kematian ini PL menawarkan suatu jawaban yg penuh harapan; jawaban itu tidak terletak pada hakikat manusia melainkan pada kuasa Allah yg hidup.

c. Allah yg hidup

1. Bentuk umum suatu sumpah 'demi Tuhan yg hidup' (bnd Bil 14:21, 28; 1 Sam 14:39), menekankan bahwa Allah ialah Allah yg berfirman dan bertindak sebab Ia adalah 'Allah yg hidup'. Kualitas ini membedakan Allah dari semua ilah, dan membuktikan bukan hanya vitalitas-Nya tapi juga kuasaNya mencipta dan karya penyelamatan-Nya (Yos 3:10; Yer 10:10; Yes 46:5 dab). Dia-lah sumber hidup dan pemberi kekuatan bagi semua yg hidup, sumber air kehidupan, sumber hayat (Yer 17:13; Mzm 36:10 dab), yg memberi napas kehidupan kepada manusia, yg melepaskan dari dunia orang mati, yg memimpin orang pada lorong kehidupannya (Kej 2:7; Mzm 16:11; Ams 5:6). Allah adalah Allah yg menghidupkan dan membinasakan (Kej 6:17; Ul 32:39; Hak 13:3, 23; 1 Sam 2:6; 2 Raj 5:7).

2. Ketergantungan manusia kepada Allah dalam hal kehidupan adalah sedemikian rupa, sehingga napas atau roh manusia dapat disebut napas atau roh Allah (Ayb 27:3 dab; 33:4; Kej 6:3; Yes 42:5). Allah memberi manna di padang gurun supaya Israel belajar bahwa bahkan kehidupan fisik manusia tersedia oleh 'setiap firman yg keluar dari mulut Allah' (Ul 8:3; bnd Mat 4:4; Luk 12:15, 20). Allah memberikan napas dan manusia hidup (Kej 2:7; bnd Why 11:11); jika Allah menarik kembali roh dan napas-Nya, maka binasalah daging dan manusia kembali kepada debu (Ayb 34:14 dab; bnd Pkh 12:7; Mzm 90:3; 104:29 dab). Jadi hidup manusia adalah yg dipinjamkan kepadanya menurut kemurahan Allah. Dan hidup yg benar tidak terdapat dalam kehidupan orang jahat, yg begitu singkat walaupun penuh kemewahan, melainkan dalam hal Allah menjadi 'bagianku selama-lamanya' (Mzm 73:26). Kehidupan seseorang terjamin kalau ia 'terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup bersama TUHAN' (1 Sam 25:29).

3. Karena hidup adalah 'kehidupan dalam keterhubungan dengan Allah', maka hidup dan mati adalah alternatif moral. Nasib perseorangan dan bangsa, apakah berupa anugerah dan kehidupan, atau kemalangan dan kematian, bergantung kepada kebenaran atau keberdosaan, ketaatan atau ketidaktaatan kepada Tuhan (Ul 30:15 dab; Hak 2:18 dab; Yeh 18). Kematian universal dipandang sebagai penghukuman alas dosa; karena ketidaktaatan, manusia dilarang menghampiri 'pohon kehidupan' (Kej 3:17 dab; bnd Ayb 14:1 dab, 16 dab; bnd Mzm 89:48). Meskipun tidak senantiasa nampak jelas, kebenaran menuntun kepada kehidupan dan kejahatan menuntun kepada kematian (bnd Mzm 73:17; Ams 11:19); kebenaran adalah jalan kehidupan', dan melaluinya orang dilepaskan dari ancaman dunia orang mati (Am 5:4,14; Ams 6:23; Hab 2:4).

4. Allah tidak berpautan dengan dunia orang mati atau mereka yg berada di dalamnya. Tapi hal ini jangan diartikan salah, seolah-olah Allah tidak berkuasa atas dunia orang mati. Adalah asasi bagi kepercayaan PL -- seperti terungkap dalam semua tulisan PL -- bahwa Yahweh, Allah yg hidup, memerintah alas kematian dan/atau dunia orang mati. Penyembuhan (2 Raj 5:7, 14), membangkitkan orang mati (1 Raj 17:20 dab; 2 Raj 4:16, 33 dab), melepaskan Israel dari kemusnahan nasional (Hak 7:2 dab; Hos 13:14; Yeh 37), menumbuhkan benih kehidupan dalam rahim wanita mandul (Kej 17:15 dab; Hak 13:2 dab; 1 Sam 1:19 dab; 2:6) -- semuanya menunjukkan kuasa Allah atas dunia orang mati, sebab petaka adalah serangan dari kematian, terhadap mana Allah memberlakukan kuasa kebangkitan.

Kuasa Allah untuk melepaskan orang dari dunia orang mati memang tersirat dalam seluruh PL, tapi kehendak-Nya itu terungkap gamblang hanya dalam beberapa ay saja ( bnd Yes 25:8; 26:19; Ayb 19:26; Mzm 16:8-11; 49:16 dab; Dan 12:2). Bila muncul mencolok, maka kehendak tersebut sudah mapan dan bukan merupakan penemuan barn (W. O. E Oesterley, The Jews and Judaism during the Greek Period, 1941, hlm 183). Konsepsi ini dikaitkan kepada dan, barangkali, adalah kesimpulan dari: 1) Hubungan Allah yg dinyatakan kepada orang benar yg telah mati, dan 2) penyelamatan oleh Allah atas Israel dipahami dalam kerangka 'kepribadian bersama', di mana realita pemeliharaan atas perseorangan terhisab dalam realita pemeliharaan alas seluruh umat. Pada zaman yg lebih kemudian, Yesus Kristus, sama seperti para rabi lainnya menekankan konsep yg pertama sebagai kunci bagi pemahaman atas kesaksian PL tentang pokok ini (Mat 22:31 dab; Luk 20:37 dab; bnd Strach Billerbeck, 1, hlm 893 dab): (1) Allah berfirman kepada Musa, 'Aku-lah Allah Abraham'. (2) Abraham ada dalam dunia orang mati. (3) Allah adalah Allah dari yg hidup dan tidak terpaut dengan dunia orang mati. (4) Justru dapat disimpulkan bahwa Allah akan membangkitkan Abraham dari dunia orang mati.

5. Hidup setelah kebangkitan digambarkan (dlm Yudaisme, pada masa antar Perjanjian) dalam istilah bendawi Itulah hidup yg diperbaharui di mana 'kehidupan', yaitu kemakmuran, perdamaian dan kelimpahan dilipatgandakan dan ancaman dunia orang mati dijauhkan (Yes 27; bnd Why 21-22). Perealisasiannya (dlm Yes 26:19; Dan 12:2) merupakan bagian dari pembebasan mesianis yg akan datang, dan semata-mata adalah hasil tindakan Allah yg berdaulat dan penuh karunia. Allah, yg melalui firman-Nya yg mencipta telah menjadikan manusia makhluk hidup, menjadikan debu lagi ke dalam kehidupan melalui kebangkitan.

II. Dalam PB

a. Beberapa istilah dan konsep

1. Hidup (bios) berarti 'jalannya kehidupan' atau 'keperluan guna menunjang kehidupan' (Mrk 12:44; 1 Tim 2:2; 1 Yoh 3:17). Meskipun kata zoe secara khusus (selalu demikian dlm tulisan-tulisan Yohanes) melukiskan kehidupan sesudah kebangkitan, kata itu juga menunjuk pada jalan kehidupan' (Luk 16:25; Flp 1:20; bnd Luk 15:13; Rm 6:2), kehidupan jiwa atau kekuatan hidup (Flp 1:20; 1 Tim 4:8; bnd Yoh 4:50), dan lamanya hidup (Yak 4:14). Jiwa (psyche) dan roh (pneuma) melanjutkan peranan mendua pada 'diri' dan 'hidup'. Dalam arti kehidupan, psyche (jiwa) adalah'keberadaan', 'hidup alamiah' (Luk 9:25; Mrk 8:36). Mungkin psyche dapat dipelihara sampai pada hidup setelah kebangkitan (Yoh 12:25), tapi pada masa kehidupan kini psyche adalah sebagai kekuatan hidup alami, hilang pada saat kematian tiba (Mat 2:20; Yoh 15:13; Kis 20:10; 1 Yoh 3:16), atau seperti sifat kehidupan Adam, yakni kehidupan zaman dulu, kehidupan di bawah penghakiman ilahi (Luk 12:20; bnd 1 Kor 2:14; 15:44 dab; Yak 3:15). Sementara itu sesuai pemahaman Israel kuno, roh dapat berarti asas yg menghidupkan manusia (Yoh 19:30; Kis 7:59), namun istilah itu cenderung dihubungkan dengan hidup setelah kebangkitan, dan dengan demikian, bertentangan dengan hidup jiwani, yaitu kehidupan di bawah penghukuman (bnd Yud 19; Yoh 6:63; 1 Kor 15:45).

2. Sama seperti dalam PL, hidup dan keberadaan manusia, dipandang dari berbagai segi adalah kesatuan psikosomatis (bnd Bultmann). Dualisme jiwa tubuh dalam pengertian Yunani memang ditampilkan dalam perumpamaan Luk 16:19 dab, tapi tidak sesuai dengan ajaran PB pada umumnya.

b. Hidup dalam bayangan kematian

1. Pandangan PL berlanjut dalam PB. (i) Hidup adalah pinjaman, bersifat sementara, bergantung pada dan dalam kuasa kehendak Allah (bnd Mat 4:4). Manusia tidak dapat memperpanjang kehidupan jiwanya maupun membinasakannya (Mat 6:25 dab; Luk 12:25; Yak 4:15); Allah dapat meniadakan atau menebusnya kepada hidup kebangkitan (Mat 10:28; Luk 12:20; 1 Kor 15:44; 1 Yoh 5:16; bnd Yak 5:20). (ii) Hidup adalah pasang surut: hidup ialah hidup dalam kesehatan (Yoh 4:50).

2. Pada perkembangan radikal pemikiran PL, kualitas moral hidup sangat ditekankan dalam rangka hubungan dengan Allah. Seseorang yg terpaut dalam hubungan dengan Allah, meskipun mati dapat dipandang 'hidup' (Luk 20:38). Pada pihak lain, hidup jiwa yg terasing dari hidup Allah (Ef 4:18) sama sekali bukanlah hidup. Siapa berada di dalamnya -- tidak hanya mereka yg sekarat di bawah ancaman dunia orang mati (Mrk 5:23; bnd Mat 9:18) -- dapat dipandang 'sudah mati' (Luk 9:60; Rm 8:10; 1 Yoh 3:14; Why 3:1; bnd Luk 15:24). Bahkan apabila disebut kehidupan, maka 'hidup kini' dipertentangkan dengan hidup yg sebenarnya (1 Kor 15:19; 1 Tim 6:19) dan hanya mempunyai arti dalam hubungannya dengan kehidupan zaman yg akan datang (Gal 2:20; Flp 1:22; 1 Tim 4:8).

3. Seruan Yohanes Pembaptis, 'bertobatlah kamu', menampilkan semangat PB (Mat 3:2; bnd Kis 11:18; 17:30 dab). Seluruh kehidupan berada di bawah ancaman penghukuman yg akan segera tiba, dan semua orang yg akan turut dalam kehidupan zaman yg baru harus mengambil keputusan untuk bertobat.

Para penjahat yg dihukum mati secara hina bukanlah orang berdosa yg teramat keji, namun 'jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian' (Luk 13:3). Kemakmuran pun bukan jaminan tanda perkenan Allah: di tengah-tengah kesenangan manusia, Allah berfirman, 'Hai orang bodoh, malam ini nyawamu akan diambil daripadamu' (Luk 12:20). Walaupun pandangan ini (PL) tentang penghukuman 'hidup jiwa' melalui kematian badaniah terdapat dalam PB, sering penghukuman itu digeser ke dalam pemenuhan eskatologis -- parousia (Mat 24:36 dab; 25:31 dab), kebangkitan untuk penghakiman (Yoh 5:28 dab), kematian yg kedua (Why 21:8) -- di mana Allah mengganjar jiwa dan tubuh' di neraka (Mat 10:28). Hidup jiwa psyche, bertentangan dengan hidup kebangkitan (zoe), adalah seperti hidup Adam yakni di bawah penghakiman, yg karena tanpa zoe harus binasa (Yoh 3:16). Sebenarnya manusia yg 'bernyawa' mengarahkan dirinya kepada kehidupan lama yg akan binasa; tubuh yg 'bernyawa' dikendalikan oleh kuasa kematian yg menguasai kehidupan lama (1 Kor 2:14; 15:44; Yak 3:15; Yud 19).

4. Eksekusi hukuman atas kematian ditimpakan dan diwakilkan terpadu seutuhnya kepada Yesus Kristus, Adam terakhir (1 Kor 15:45), yg 'menjadi dosa' dan rela menyerahkan nyawa-Nya kepada dunia kematian sebagai 'tebusan' (Mrk 10:45; Yoh 10:15; 2 Kor 5:21; bnd Mrk 14:34; Yes 53:6, 10; Kis 8:32 dab; 1 Ptr 2:24) untuk memberikan hidup kebangkitan kepada dunia (Yoh 6:51). Tapi nyawa Kristus tidak tetap tinggal di dalam dunia kematian. Dalam kemenangan kebangkitan, Ia mengambil kembali nyawaNya (Kis 2:31; Yoh 10:17). Dan dengan kuasa 'hidup yg tak terbinasakan' Ia menjadi 'roh yg menghidupkan' yg memberikan kemenangan-Nya dan membagikan hidup kebangkitan kepada siapa dikehendaki-Nya (Ibr 7:3; 1 Kor 15:45; Ef 4:8; Yoh 5:21; 17:2). Karena itu, Kristus menghapuskan ancaman dunia kematian atas nyawa manusia, untuk selama-lamanya.

5. Nyawa manusia, tidak perlu ditiadakan. Jika manusia mencintai nyawanya, atau berusaha memeliharanya, ia akan hilang sendiri bersama nyawanya itu. Tapi jika ia kehilangan atau menyerahkan nyawanya kepada Kristus, maka nyawanya itu akan terpelihara dalam hidup kebangkitan kelak (Mrk 8:35 dab; Yoh 12:25; 1 Yoh 3:16; 2 Kor 12:15; Flp 2:30; Why 12:11). Membuat seorang berdosa percaya atau bertobat, berarti menyelamatkan satu jiwa dari kematian (Ibr 10:39; Yak 1:21; 5:20; 1 Ptr 1:9). Orang percaya tidak akan mengalami kematian riil (Yoh 8:51 dab; 11:26; bnd Yoh 10:28; Mrk 9:1), sebab di dalam Kristus kematian diubah menjadi 'tidur dalam Yesus' untuk sementara (1 Tes 4:14; harfiah bnd Mrk 5:39; Yoh 11:11). Keduanya, hidup jiwa dan hidup kebangkitan adalah kehidupan pribadi manusia, manusia seutuhnya. Hidup terakhir tidak menggantikan yg terdahulu, melainkan memelihara dan mengubahnya.

c. Hidup kebangkitan

1. Pengharapan PL akan kehidupan yg baik telah dipenuhi dalam eskatologi PB sebagai hidup kebangkitan (zoe). Karena inilah satu-satunya kehidupan sejati, maka kehidupan ini disebut 'hidup' (Kis 5:20; 11:18; Rm 5:17; 2 Ptr 1:3; 1 Yoh 5:16). Hal ini dihubungkan dengan terang (Yoh 8:12), kemuliaan (1 Ptr 5:1,4; bnd Yak 1:12), kehormatan (Rm 2:7), kelimpahan (Yoh 10:10), ketidakbinasaan (2 Tim 1:10), kebangkitan (Yoh 6:40; 11:25), kehidupan kekal, kerajaan Allah (Kol 1:13; Mat 25), kekudusan (Rm 6:22 dab), sukacita (1 Tes 2:19), roh (Yoh 6:63; bnd 1 Kor 15:45), yg tidak terbinasakan (Ibr 7:16; 1 Ptr 1:23); dan dipertentangkan dengan kegelapan (Kol 1:13), aib (Rm 2:7), kematian (1 Yoh 3:14), kefanaan (2 Kor 5:4), kehancuran (Mat 7:13 dab), penghakiman (Yoh 5:28 dab), kebinasaan (Gal 6:8), murka (Rm 2:7 dab; Yoh 3:36), hukuman kekal (Mat 25:46). Memiliki hidup berarti 'bertahan sampai hidup yg kekal' (Yoh 6:27). Tidak memiliki hidup berarti layu dan dibakar seperti ranting yg terpotong (Mat 7:13, 19; Luk 3:9; bnd Yoh 15:6) dan dimusnahkan di dalam neraka (Mat 10:28; Mrk 9:43 dab; Why 20:14 dab).

2. Seperti dalam PL, hidup adalah hidup yg dari Allah, Ia yg hidup kekal (Rm 5:21; Why 4:9), yg mempunyai hidup dalam diriNya, dan 'tidak takluk kepada maut' (Yoh 5:26; 1 Tim 6:16). Ia dapat menghidupkan dan dapat menghukum mati (Rm 4:17; 2 Kor 1:9; 1 Tim 6:13; Mat 10:28 dab; Yak 4:14 dab; Luk 12:20).

3. Hidup yg dari Allah dinyatakan dalam Yesus Kristus. Dalam Injil-injil Sinoptik, Yesus meyakinkan pengikut-Nya tentang hidup kebangkitan (Mrk 8:34 dab; 9:41 dab; 10:29 dab; Mat 25:46) dan membuktikan kuasa-Nya untuk memberikannya: menyembuhkan berarti 'menyelamatkan jiwa' (Luk 6:9) dan membuat jadi 'hidup' (Mrk 5:23). Dunia kematian itu sendiri dilucuti oleh kuasa sabda Kristus (Mrk 5:39 dab; Luk 7:14 dab; bnd Yoh 11:43). Injil ke-4 dan Surat rasul-rasul dituliskan setelah kebangkitan Kristus, lebih jelas dan rinci menandaskan: Kristus adalah 'Allah yg benar, dan hidup yg kekal' (1 Yoh 5:20; Yoh 1:4; 14:6), 'Pemimpin kepada hidup' (Kis 3:15), yg diperkenankan Bapak 'untuk memiliki hidup dalam diriNya' (Yoh 5:26). Dia-lah 'kebangkitan dan hidup' (Yoh 11:25), Roti kehidupan (Yoh 6:35), dan sabda-Nya adalah 'roh dan kehidupan' (Yoh 6: 63). Melalui kebangkitan-Nya, Ia menyatakan diriNya adalah Tuhan dan Hakim atas yg hidup dan yg mati (Mat 25:31 dab; Mrk 14:62; Yoh 5:27 dab; Kis 10:42; 17:31; Rm 10:9 dab; 14:9; 2 Tim 4:1; bnd 1 Ptr 4:5; Why 11:18).

Dalam kebangkitan Kristus hidup yg kekal diwujudkan di atas panggung sejarah. Kebangkitan-Nya menjadi dasar bagi semua kebangkitan, dan semua kebangkitan harus dipahami dalam kebangkitan-Nya (bnd 1 Kor 15; Kol 3:4; 1 Yoh 3:2). Pengharapan akan kebangkitan tidak lagi, seperti dalam PL, terletak semata-mata pada penglihatan nabi atau merupakan kesimpulan dari hubungan perjanjian Allah. Kebangkitan tidak lagi dirumuskan hanya sebagai kehidupan yg diperbaharui di luar dunia orang mati. Hidup kebangkitan kini memperoleh maknanya dalam citra Yesus Kristus (Rm 8:29).

4. Bagi manusia, hidup yg benar dialaskan pada Yesus Kristus yg adalah 'roh yg menghidupkan' (1 Kor 15:45; bnd Yoh 6:63; 2 Kor 3:17). Inti berita Injil ialah, Ia yg mati 'hidup untuk selama-lamanya' (Kis 2:31 dab; 1 Kor 15:3 dab; Why 1:5, 18), dan oleh kuasa hidup yg tak terbinasakan, memberi hidup kepada dunia (Ibr 7:16; Yoh 6:33). Jika Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka tentang kematian umat Kristen orang harus menulis finis', yaitu batas akhir atau penghabisan (1 Kor 15:18,32). Tapi Kristus telah dibangkitkan dan memegang 'kunci kerajaan maut'. Karena kerajaan maut tak dapat mengalahkan-Nya, tentulah juga tidak akan mampu bertahan di hadapan gereja-Nya (Mat 16:18; Why 1:18). Hidup-Nya diberikan kepada orang percaya melalui pertobatan, iman dan baptisan (Kis 11:18; Yoh 3:16; 11:25 dab; Rm 6:4); melalui jalan itu, manusia 'diselamatkan' (Rm 5:10). Allah dalam kematian dan kebangkitan Kristus menerobos masuk secara radikal ke dalam dunia manusia, untuk membuat manusia melihat bahaya dosa yg begitu fatal, juga kasih karunia hidup baru yg dari Allah -- tindakan penyelamatan -- yg tak dapat diukur, tidak terduga dan yg dianugerahkan secara bebas.

5. Hidup kebangkitan -- seperti hidup jiwa Adam -- diberikan dan ditopang oleh Firman Allah yg mencipta. Manusia tidak punya kuasa atasnya. Manusia boleh mewarisi, menerima atau masuk ke dalamnya (Mrk 9:43 dab; 10:17, 30; Tit 3:7; 1 Ptr 3:7). Dengan perbuatan jahat atau menolak Injil, manusia membuat dirinya sendiri tak layak (Kis 13:46; Rm 1:32). Sebaliknya oleh Roh, manusia dapat melakukan perbuatan yg menjurus kepada hidup yg kekal (Mrk 10:17 dab; Yoh 5:28 dab; Rm 2:7; 2 Kor 5:10; Gal 5:22; 6:8). Perbuatan demikian hanya mungkin dalam hubungan dengan Kristus melalui iman (Rm 1:17; Yoh 20:31), yg pada dirinya mendambakan hidup (Yoh 6:53 dab; Rm 6:23; Kol 3:3; 1 Yoh 3:14; 5:13). Allah mengaruniakan hidup kepada siapa dikehendaki-Nya (Yoh 1:13; 5:21), yg ditentukan untuk itu dan yg sejak sebelum alas bumi diletakkan telah dituliskan dalam kitab kehidupan (Kis 13:48; Rm 9:11; Flp 4:3; Why 17:8; 20:12 dab). Hidup baru adalah kebangkitan, suatu kelahiran baru, suatu tindakan dari Allah Pencipta yg berdaulat dan penuh anugerah (Yoh 5:24 dab; Rm 6:4; Kol 3:1 dab; Ef 2:1 dab; Yoh 1:13).

6. Dalam Injil-injil Sinoptik, hidup hampir selalu dipandang sebagai bersifat masa depan dan dihubungkan dengan kerajaan Allah yg akan datang (Mrk 10:17, 23; 9:43,47; Mat 25:46). Jalan menuju kehidupan tertutup oleh dosa dan hanya sedikit orang yg mendapatkannya; tapi mendapat hidup adalah tujuan tertinggi yg dapat` dicapai dan layak bagi pengorbanan apa pun (Mrk 9:42 dab; Mat 7:14; 13:44 dab) sebab hanya dengan jalan inilah nyawa seseorang dapat terpelihara (Mrk 8:34 dab; bnd Yoh 12:25).

7. Dalam Surat-surat Yohanes dan Surat-surat Paulus, sudut pandang parousia itu diteruskan (Yoh 5:24, 28 dab; 6:40; 11:24; 14:3,6,19; Rm 5:10; 6:22; 2 Kor 5:4; 13:4; Flp 3:10 dab; bnd 1 Kor 15:52 dab), tapi hidup kebangkitan dipandang sebagai sekarang dimiliki oleh orang percaya. Seseorang berpindah 'dari dalam maut kepada hidup' pada saat pertobatan (1 Yoh 3:14; bnd Yoh 5:24; Ef 2:1 dab), justru Paulus berbicara seolah ia disalibkan pada masa lampau, kemudian dibangkitkan kepada hidup, dibawa masuk ke dalam kerajaan Kristus, diindahkan, diberi tempat di sorga (Gal 2:20; Ef 2:5 dst; Kol 1:13; Rm 8:30). Tapi dalam Surat-surat Paulus (dan barangkali juga Surat-surat Yohanes), hal ini selalu dipandang sebagai terhisab serta dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Rm 6:4; 8:2; 2 Tim 1:1; bnd Yoh 6:33, 51 dab), dikaruniakan oleh Roh, 'panjar' atau 'jaminan' dari hidup baru (bnd 2 Kor 4:12; 5:5). Hidup kita tersembunyi bersama Kristus (Kol 3:3) dan memiliki hidup berarti melulu memiliki Kristus (1 Yoh 5:11 dab). Secara pribadi, hidup kebangkitan sekarang sedang direalisasikan dalam pembaharuan etis dan perubahan psikologis (Rm 8:10; 12:1; Gal 5:22 dab; Kol 3:1 dab, 9 dab; Ef 4:18 dab); tapi diri manusia oleh mortalitasnya tetap tunduk pada kematian Hanya dalam parousialah mortalitas 'ditelan oleh kehidupan', dan kuasa dunia kematian ditaklukkan (1 Kor 15:26, 52 dab; 2 Kor 5:4; bnd Why 22:13). Kini, kemenangan itu diwujudkan hanya dalam diri Yesus Kristus, 'buah sulung dari mereka yg telah meninggal', 'yg sulung di antara banyak saudara' (1 Kor 15:20; Rm 8:29).

8. Sama pada masa Israel kuno, soal kematian mendapat jawabnya bukan dalam spekulasi filosofis tentang immortalitas, atau dalam kehidupan di bawah alam kematian, melainkan dalam pembebasan dari alam kematian; menjadi anak Allah adalah menjadi anak kebangkitan (Luk 20:36). Anak Allah yg dibangkitkan, yakni Yesus sendiri yg memberikan kemenangan ini kepada gereja-Nya; di dalam Adam semua orang mati, sebaliknya di dalam Kristus semua orang dihidupkan kembali (1 Kor 15:22). Bukan seperti ucapan Bach, 'datanglah, o kematian yg indah', melainkan seperti kerinduan Yohanes, 'datanglah, ya Tuhan Yesus', inilah suara PB.

Hidup kebangkitan adalah kehidupan badaniah -- kehidupan manusia seutuhnya (Luk 24:39 dab; Yoh 5:28 dab; 1 Kor 15; Flp 3:21; Why 20:13). Hal ini berarti hidup bersama Kristus (Yoh 14:3; Kol 3:4; 1 Tes 4:17), mengenal Allah dengan sempurna (1 Kor 13:12; 2 Kor 5:7; 1 Yoh 3:2; Why 22:4), masuk ke dalam kerajaan Allah (Mat 25:34, 46), menikmati kepenuhan 'kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus' (Rm 14:17; bnd Why 21-22) di mana seluruh ancaman alam kematian dihapuskan.

Hidup kebangkitan akan menjadi 'kehidupanku'. Kelanjutan hidup seseorang secara pribadi terletak pada Allah dalam mana 'semua orang hidup' (Luk 20:38) dan 'yg menghidupkan orang mati dan menjadikan apa yg tidak ada menjadi ada' (Rm 4:17).

KEPUSTAKAAN. J. J von Allmen, ed., Vocabulary of the Bible, 1958, hlm 231-237; J Barr, 'Life', HDB, rev. ed., 1963, hlm 584 dst; R Bultmann, The Theology of the New Testament, 1955, 1, hlm 191-227; 324-329; 0 Cullmann, Immortality of the Soul or Resurrection of the Dead?, 1958; The Early Church, 1956, hlm 165-173; C. H Dodd, The Interpretation of the Fourth Gospel, 1954, hlm 144-150, 201 dst; E. E Ellis, Paul and his Recent Interpreters, 196 1, hlm 35-48; id, NTS 10, 1963-1964, hlm 274-279; A. R Johnson, The Vitality of the Individual in the Thought of Ancient Israel, 1949; F Muszner, ZOH.: Die Anschaung vom 'Leben' im vierten Evangelium, 1952; J Pedersen, Israel: Its Life and Culture, 1926, 1, hlm 99-181, 453-496; H. W Robinson, Corporate Personality in Ancient Israel, 1964,TWNT2, hlm 833-874. EEE/SS




TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.12 detik
dipersembahkan oleh YLSA